Harian Sederhana, Depok – RbR Center Tim Relawan Pemenangan Idris-Pradi hingga saat ini masih berkomitmen mendukung penuh segala kebijakan regulasi Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dibawah kepemimpinan dua orang tersebut, yang kini menjabat sebagai Wali dan Wakil Wali Kota Depok periode 2016-2021.
Koordinator RbR Center, Kasno mengatakan pihaknya sebagai relawan Idris-Pradi tidak alergi dengan kritikan dan masukan dari warga masyarakat tanpa terkecuali terhadap kinerja Wali dan Wakil Wali Kota Depok. Meskipun begitu, dirinya meminta kritikan yang datang harus realistis dan objektif tidak terkesan asal bunyi atau asbun.
“Kami sih sebagai relawan santai-santai saja bila ada yang mengkritik Pak Idris dan Pradi. Tidak perlu alergi juga kok, cuma ya kalau mau kritik harus punya dasar, jangan asal nyeblak aja,” tuturnya kepada Harian Sederhana, Senin (13/01).
Kasno pun menyindir pernyataan kader salah satu parpol tertentu, Arif Budiman yang mengatakan dibawah kepemimpinan Idris-Pradi tidak punya kebanggaan dan cenderung berjalan di tempat. Ia bahkan menilai harusnya Arif Budiman memahami soal Depok terlebih dahulu sebelum memberikan pernyataan, apalagi sampai dibuat di sejumlah media.
“Kata siapa dibawa kepemimpinan mereka berdua (Idris-Pradi) selama empat tahun ini tidak ada yang bisa dibanggakan. Dasarnya darimana, coba kita bedah dulu. Ingat, semenjak Depok berdiri selama 18 tahun belum pernah meraih Adipura, dan Idris-Pradi berhasil membawa penghargaan itu di tahun 2017. Apakah itu bukan suatu kebanggaan,” ujar Kasno.
Di era Idris-Pradi sendiri, sambungnya, berhasil mewujudkan mimpi masyarakat Depok agar memiliki alun-alun. “Zaman Wali Kota Depok Badrul Kamal sampai Nur Mahmudi Ismail, Kota Depok belum memiliki alun-alun, dan kini kita telah memiliki alun-alun,” ujar Kasno.
Penggiat anti korupsi ini menyebut, alun-alun yang dimiliki Kota Depok ini disebut-sebut terluas se-Jawa Barat. Pasalnya, alun-alun yang dimiliki kota ini menempati lahan seluas 3,2 hektar dan digadang-gadang akan menjadi ikon baru kebanggaan masyarakat Kota Depok.
“Belum lagi pembangunan infrastruktur lainnya, seperti taman-taman bermain disetiap kecamatan maupun kelurahan, renovasi total Stadion Merpati, GOR di GDC, RSUD wilayah timur Depok serta normalisasi di beberapa situ-situ,” imbuhnya.
Pada kepemimpinan Idris-Pradi juga, lanjut Kasno, berusaha mencari solusi untuk mengatasi kemacetan di kota ini. Salah satunya dengan penerapan Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Nusantara dan Arief Rahman Hakim hingga uji coba penerapan contraflow. Hal ini menjadi bukti kerja nyata pemimpin untuk memecahkan suatu permasalahan.
“Saat ini, Depok menjadi kota terendah tingkat kemiskinan hanya 2,07 persen se-Jawa Barat, dan peringkat ketiga se-Indonesia, dibawah Tangerang Selatan yakni 1,76 persen dan Kabupaten Badung, Bali 2,0 persen. Ini tentu suatu kebanggaan juga toh,” ujar Kasno.
Perihal Silpa, Kasno menyebut adalah suatu hal yang wajar. Untuk apa penyerapan anggaran secara besar-besaran yang pada ahirnya terjadi tindak pidana korupsi seperti tersangka mantan Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, dan selama kepemimpinan Idris-Pradi hinnga sekarang Pemkot Depok terus menerus mendapatkan predikat WTP.
“Jika Arif Budiman mengatakan partisipasi masyarakat rendah dan masa bodo, faktanya Pemkot Depok melakukan pembangunan disegala bidang dari hasil kepedulian dan semangat juang partisipasi masyarakat yang tinggi melalui Musrenbang dari tingkat bawah hingga tingkat atas yang disahkan oleh wakil rakyat. Boleh kita mengkritik kepemimpinan Idris-Pradi namun yang realistis dan obyektif tidak asbun,” tegas Kasno. (*)