HARIAN SEDERHANA - Setiap tanggal 10 November, bangsa ini memperingatinya sebagai hari besar nasional, yakni Hari Pahlawan. Momentum ini tak hanya sekedar hadiah, apalagi seremonial semata, melainkan untuk mengenang jasa pahlawan yang telah gagah berani mengorbankan segalanya dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa 10 November 1945 tidak lepas dari peran penting sosok muda yang dengan lantangnya menyerukan orasi melalui radio. Siaran Bung Tomo melanglang ke berbagai radio di Surabaya.
Buku Indonesia dalam Arus Sejarah Edisi ke-6 menjelaskan, siaran Bung Tomo selalu dibuka dengan “Allahu Akbar! Allahu Akbar!”, yang berhasil menggerakan hati warga, terutama masyarakat santri di Surabaya kala itu.
Pekik takbir dan orasi penyemangat oleh Bung Tomo dibarengi dengan Resolusi Jihad yang dideklarasikan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 yang menyeru perlawanan terhadap penjajahan.
Orasi menggelegar itu lah yang akhirnya mampu membangkitkan para pemuda, santri, dan warga Surabaya untuk melawan tentara Inggris hingga menewaskan pimpinan perang AWS Mallaby.
Sejarah mencatat, bahwa kontribusi pemuda sangatlah penting dan dibutuhkan oleh bangsa ini. Tentunya bukan pemuda kaleng-kaleng yang bisa membawa bangsa ini lebih baik dan mampu berdiri di atas kakinya sendiri.
Apalagi kita akan dihadapkan dengan bonus demografi dan visi Indonesia Emas 2045. Sudah menjadi hal yang pasti bahwa sebagai anak muda, penentu nasib bangsa di kemudian hari kita harus bersiap-siap diri.
Semangat ini juga yang saya tengah bawa untuk membangun generasi muda berkualitas di Kota Depok. Untuk terwujudnya cita-cita ini, perlu peran serta perhatian pemerintah untuk membangun generasi muda menjadi berbudaya dan cerdas.
Peran pemerintah sangat penting untuk kemajuan dan perkembangan para generasi bangsa ini. Pembangunan dan peningkatan generasi muda harus menjadi prioritas pemerintah, mengingat kemajuan serta masa depan bangsa ada di tangan pemuda.
Saya berharap keterlibatan para pemuda dilibatkan dari sisi pengambilan kebijakan. Hal terkecil yaitu keterlibatan pemuda khususnya Karang Taruna dalam giat Musyawarah Perencaan Pembangunan (Musrenbang) baik di tingkat kelurahan maupun kota.
Mereka harus dilibatkan, aspirasi mereka harus diperjuangkan. Agar mereka nantinya bergerak secara positif dalam kemajuan kotanya.
Pemerintah juga harus hadir dari sisi peningkatan kualitas pendidikan, keterampilan maupun karakter. Apalagi saat ini Indonesia tengah bersiap menyambut bonus demografi pada 2030 mendatang. Untuk itu keterlibatan pemuda sangat penting.
Pemuda tidak hanya ditempatkan sebagai penerima manfaat dari suatu pembangunan, tetapi juga harus terlibat sebagai pengendali dalam proses pengambilan keputusan yang akan berpengaruh bagi perkembangan bangsa ini yang kelak akan dipimpin oleh para pemuda.
Sudah saatnya, pemuda hari ini bersatu menggalang kekuatan untuk visi Indonesia Emas 2045 sebagaimana pemuda pada masa lalu yang berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini.